Author/Authors :
Fakhri، Dicky نويسنده , , Busro، Pribadi W. نويسنده , , Rahmat، Budi نويسنده , , Purba، Salomo نويسنده , , Mukti، Aryo A.P. نويسنده , , Caesario، Michael نويسنده ,
Abstract :
Latar belakang: Sepsis pascaoperasi merupakan salah satu
penyebab tingginya mortalitas dan morbiditas pascaoperasi
pada anak di bawah 1 tahun yang menjalani operasi jantung
terbuka. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi peran lama
teknik pintas jantung paru, timektomi, kompleksitas operasi,
dan status gizi terhadap kejadian sepsis pascaoperasi jantung
terbuka pada anak di bawah 1 tahun.
Metode: Sebanyak 40 orang anak di bawah 1 tahun dengan
penyakit jantung bawaan yang menjalani operasi jantung
terbuka dengan Aristotle Basic Score (ABS) ≥6 diikuti. Analisis
dilakukan pada data klinis, labolatorium preoperasi, dan
tanda-tanda sepsis pascaoperasi atau sampai maksimal 7
hari pascaoperasi terhadap pasien. Analisis bivariat dilakukan
sesuai dengan karakteristik data. Variabel dengan nilai p<0,200
dalam uji bivariat kemudian diikutsertakan dalam model
regresi logistik.
Hasil: Pasien yang menggunakan pintas jantung paru lebih dari
90 menit kemungkinan untuk mengalami sepsis 5,538 kali bila
dibandingkan dengan pasien yang menggunakan teknik pintas
jantung paru kurang dari 90 menit (80% vs 25%, RR=5,538,
p=0,006). Secara statistik, gizi kurang (86% vs 84%, RR=1,059,
p=1,000), timektomi (50% vs 76%, RR=0,481, p=0,157) dan
ABS (p=0,870) tidak berhubungan dengan kejadian sepsis
pascaoperasi.
Kesimpulan: Lama pintas jantung paru memengaruhi kejadian
sepsis pascaoperasi jantung terbuka pada anak usia di bawah
1 tahun dengan Aristotle Basic Score ≥6. Diperlukan studi lebih
lanjut untuk menilai faktor risiko lainnya yang memengaruhi
kejadian sepsis pada populasi ini. Background: Postsurgical sepsis is one of the main causes of
the high mortality and morbidity after open congenital heart
surgery in infants. This study aimed to evaluate the role of
cardiopulmonary bypass duration, thymectomy, surgical
complexity, and nutritional status on postsurgical sepsis
after open congenital cardiac surgery in infants.
Methods: A total of 40 patients <1 year of age with congenital
heart disease, Aristotle Basic Score (ABS) ≥6 were followed
for clinical and laboratory data before and after surgery
until the occurrence of signs or symptoms of sepsis or until
a maximum of 7 days after surgery. Bivariate analyses were
performed. Variables with p≤0.200 were then included for
logistic regression.
Results: Duration of cardiopulmonary bypass ≥90 minutes
was associated with 5.538 increased risk of postsurgical
sepsis in comparison to those ≤90 minutes (80% vs 25%,
RR=5.538, p=0.006). No association was observed between
the incidence of postsurgical sepsis with poor nutritional
status (86% vs 84%, RR=1.059, p=1.000), thymectomy (and
50% vs 76%, RR=0.481, p=0.157), and Aristotle Basic Score
(p=0.870).
Conclusion: Cardiopulmonary bypass time influences the
incidence of sepsis infants undergoing open congenital
cardiac surgery. Further studies are needed to elaborate
a number of risk factors associated with the incidence of
sepsis in this population.
Keywords :
Cardiopulmonary bypass , Congenital Heart Disease , Nutritional status , Sepsis , Aristotle Basic Score , aortic cross-clamp