Author/Authors :
Susanto, Agus D Doctoral programme - Faculty of Medicine - Gadjah Mada University , Hisyam, Barmawi Doctoral programme - Faculty of Medicine - Gadjah Mada University , Maurits, Lientje S Doctoral programme - Faculty of Medicine - Gadjah Mada University , Yunus, Faisal Department of Pulmonology and Respiratory Medicine - Faculty of Medicine - Universitas Indonesia
Abstract :
Background: Obstructive sleep apnea (OSA) is common condition in commercial drivers while overweight and obesity as the most important risk factors. This study aimed to know the clinical symptoms and risk factors of OSA in overweight and obese taxi drivers in Jakarta, Indonesia. Methods: A cross-sectional study was done in 103 taxi drivers in Jakarta from November 2011–September 2013, by systematic random sampling from 10 taxi stations. Inclusion criteria were taxi drivers with body mass index (BMI) which 23–29.9 and mild or moderate OSA. Portable polysomnography (PSG) test was used to diagnose OSA. Parametric and nonparametric test were used in bivariate analysis. Logistic regression multivariable was used to final evaluate risk factors of OSA. Results: There were 54 (52.4%) of 103 drivers with OSA and 49 (47.6%) without OSA. Clinical symptoms found significantly (p<0.05) were snoring, unrefreshing sleep, occasional sleep while driving, and headache or nausea on waking up in the morning. Risk factors for OSA were increased BMI (OR=0.60, 95% CI=0.45–0.79, p=0.001), snoring history in the family (OR=4.92, 95% CI=1.82–13.31, p=0.002) and sleep duration <7 hours within 24 hours (OR=5.14, 95% CI=1.37–19.23, p=0.015). Conclusion: Clinical symptoms of OSA were snoring, unrefreshing sleep, occasional sleep while driving and headache or nausea on waking up in the morning. Risk factors of OSA were increased BMI, snoring history in the family and sleep duration <7 hours within 24 hours.
Other languages abstract :
Latar belakang: Obstructive sleep apnea (OSA) merupakan
kondisi yang umum pada pengemudi kendaraan komersil
dengan berat badan lebih dan obesitas, diketahui merupakan
faktor risiko terpenting. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gejala klinis serta faktor-faktor risiko OSA pada
pengemudi taksi dengan berat badan lebih dan obesitas di
Jakarta, Indonesia.
Metode: Penelitian potong-lintang ini dilakukan pada 103
pengemudi taksi di Jakarta sejak November 2011–September
2013, secara systematic random sampling di 10 pool taksi.
Kriteria inklusi adalah pengemudi taksi dengan indeks
massa tubuh (IMT) 23–29,9 dan terbukti OSA ringan atau
sedang. Diagnosis OSA dengan pemeriksaan polisomnografi
(PSG). Analisis bivariat menggunakan uji parametrik dan
nonparametrik. Regresi logistik multivariabel untuk evaluasi
faktor-faktor risiko.
Hasil: Sebanyak 54 (52,4%) dari 103 pengemudi terbukti
OSA dan 49 (47,6%) bukan OSA. Gejala OSA yang signifikan
(p<0,05) adalah mendengkur, bangun tidur tidak segar,
tertidur saat mengendarai mobil dan sakit kepala atau
mual saat bangun tidur. Faktor yang berhubungan dengan
OSA adalah peningkatan IMT (OR=0,60, 95% CI=0,45–0,79,
p=0,001), riwayat mendengkur dalam keluarga (OR = 4,92,
95% CI=1,82–13,31, p=0,002) dan lama tidur <7 jam dalam
24 jam (OR=5,14, 95% CI=1,37–19,23, p=0,015).
Kesimpulan: Gejala klinis OSA adalah mendengkur, bangun
tidur tidak segar, tertidur saat mengendarai mobil dan sakit
kepala atau mual saat bangun tidur. Faktor risiko OSA adalah
peningkatan IMT, riwayat keluarga mendengkur, dan lama
tidur <7 jam dalam 24 jam