Title of article :
Urinary stone characteristics of patients treated with extracorporeal shock wave lithotripsy in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, 2008–2014: a gender analysis
Author/Authors :
Noviandrini, Endrika Department of Urology - Faculty of Medicine - Universitas Indonesia , Birowo, Ponco Department of Urology - Faculty of Medicine - Universitas Indonesia , Rasyid, Nur Department of Urology - Faculty of Medicine - Universitas Indonesia
Abstract :
Background: The incidence of urinary stone patient in Indonesia has increased every year in both genders. Data showed that urolithiasis was higher in male rather than female. The aimed of this study was to describe the characteristics of urinary stone found in patient who underwent extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta from 2008–2014.
Methods: Data obtained from ESWL medical record Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta from 2008–2014. We obtained 5,174 out of 6,020 data due to incompleteness data record. We sorted data records by gender, age, stone location, stone opacity, size of the stone, and history of ESWL, and analyzed by statistic tools (SPSS v 20 for Mac). Results: From 5,174 records, we found that the incidence of urinary stones was two times higher in male rather than female (66.3%:33.64%), occurred mostly in productive age (65.2% male, 65.9% female). Unilateral kidney stone was most common location found for both gender (50.2% male, 57.2% female), and most frequent site located in calyx inferior (24.8% male, 28.9% female). About 72.9% stone was radiopaque (73.7% male and 71.5% female). The mean size of the stone in male and female was 11.34±7.15 mm and 11.90±7.54 mm, respectively. This study also showed that 79.3% patients came for first ESWL.
Conclusion: Urinary stone founds two times higher in male than female, and mostly occurs on their productive ages. Unilateral kidney stone in calyx inferior become the most common stone found in both gender. Most of the stone has radiopaque opacity
Other languages abstract :
Latar belakang: Pasien dengan batu saluran kemih di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya di kedua gender. Data menunjukkan insiden penyakit batu saluran kemih umumnya di temukan lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dari Pasien dengan batu saluran kemih, baik pria maupun wanita yang menjalani extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta tahun 2008–2014.
Metode: Penelitian ini menggunakan data dari rekam medis pasien ESWL tahun 2008–2014 di RSCM Jakarta. Kami mengambil 5.174 dari 6.020 data, dikarenakan ketidaklengkapan status. Data kemudian di sortir berdasarkan jenis kelamin, usia, lokasi batu, opasitas batu, ukuran batu, riwayat ESWL pada pasien dan dianalisis menggunakan SPSS v.20 untuk Mac. Hasil: Dari 5.174 data, didapatkan insiden Pasien dengan batu saluran kemih pada pria dua kali lebih besar dibanding wanita (66,3%:33,6%) dan terjadi pada usia produktif (65,2% pria dan 65.9% wanita). Batu ginjal unilateral menjadi batu
yang paling banyak ditemukan di kedua gender (50,2% pria dan 57,2% wanita) dengan lokasi yang terbanyak yaitu kaliks inferior (24,8% pria dan 28,9% wanita). Sebanyak 72,9% merupakan batu radioopak (73,7% pria dan 71,5% wanita). Rerata ukuran panjang batu pada pasien pria dan wanita
adalah 11,34±7,15 mm dan 11,90±7,54 mm, secara berurutan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa 79,3% pasien datang untuk terapi ESWL pertama. Kesimpulan: Batu saluran kemih ditemukan dua kali lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita dan terjadi pada usia produktif. Batu ginjal unilateral yang berlokasi di kaliks inferior menjadi batu yang paling banyak di temukan di kedua
gender. Sebagian besar batu merupakan batu radio opak.
Keywords :
ESWL , female , male , urinary stone , urolithiasis
Journal title :
Astroparticle Physics