Title of article :
Agama, Tradisi dan Kesenian dalam Manuskrip La Galigo
Author/Authors :
Rahman, Nurhayati
From page :
213
To page :
220
Abstract :
Manuskrip La Galigo adalah warisan orang Bugis. Ia pada intinya mengandungi empat aspek: keagamaan, kitab suci, tradisi dan kesenian. Sebelum menganut Islam, orang Bugis mempercayai ajaran daripada La Galigo bahawa Dewa tertinggi mereka adalah Patotoqé yang bermukim di Boting langiq dan Dewi Sinauq Toja yang bermukim di Buri Liu. Kepercayaan itu telah melahirkan upacara dan tradisi yang sampai kini masih dapat ditemui dalam kebudayaan orang Bugis. Penjaga dan penyelamat La Galigo adalah Bissu dan Sanro. Kalau Bissu adalah pendeta banci yang berfungsi sebagai penghubung antara manusia dengan dewa, maka Sanro pula adalah pengamal yang berada di belakang layar dan bertugas menyediakan peralatan dan bahan-bahan serta alat upacara. Hampir setiap upacara biasa manusia, penurunan padi, naik rumah dan sebagainya selalu ada Sanro dan Bissu. Gambaran itu memperlihatkan kaitan La Galigo dengan agama, tradisi dan kesenian. Kenyataan ini memperlihatkan betapa rumitnya kesenian tradisi itu. Di dalamnya terdapat kuasa dalaman yang bersangkut paut dengan sukma pemilik kesenian itu. Oleh itu, orang yang ingin mengusung kesenian sakral di luar konteksnya tanpa memperhitungkan kesakralannya dan perasaan pendukungnya, akan mendapati sukma ini akan kehilangan auranya, dan yang tertinggal cuma onggokan kreativiti yang tidak berjiwa
Keywords :
La Galigo , sumber maklumat , kebudayaan , orang Bugis
Journal title :
International Journal of the Malay World and Civilisation(Iman)
Journal title :
International Journal of the Malay World and Civilisation(Iman)
Record number :
2570711
Link To Document :
بازگشت